Selasa, 25 Agustus 2009

Bacaan Kitab Ayub 42 ayat 10-11
judul 'Ujian mendatangkan berkat' 
Ketika kita diperhadapkan pada berbagai persoalan tantangan terkadang kehidupan kita terasa begitu sangat sulit Untuk melangka keluar pada situasi yang membuat kita terasa stres, terbeban, rasa bersalah dan terkadang ada keinginan untuk melakukan sesuatu yg bertentangan sebagai orang percaya, situasi inilah merupakan peluang atau celah si iblis menawarkan berbagai tawaran yg tanpa kita sadari bawah kita sudah masuk pada perangkapnya. Tantangan persoalan boleh saja datang setiap manusia tapi sebagai orang percaya bahwa kita sudah di tebus lunas di bayar oleh Tuhan Yesus lewat penderitaan di kayu salib yg berarti kita sudah di selamatkan oleh darah anak domba Allah. Tentunya lewat berbagai tantangan dan persoalan sebagai orang percaya wajib kiranya bersama Tuhan Yesus kita memikul salib namun salib yg kita pikul sebenarnya adalah ujian Atau pemurnian untuk lebih menguatkan iman percaya kita kepada Tuhan. Dengan demikian kita akan memasuki level atau tingkatan iman, keyakinan yg lebih kuat dan dahsyat. Umat Tuhan yg tingkatan kerohanianya lebih tinggi ujian dan tantangan justru sudah menjadi bagian dalam kehidupannya (baca kitab Ayub) Ayub seorang yg sangat beriman justru dia harus kehilangan harta kekayaan anak2 dan segalanya bahkan Ayub juga harus menderita penyakit kusta. Sebaliknya mereka yg jahu dari ujian adalah mereka hanya memiliki tingkatan iman yg staknan hanya diam di tempat. Bagaima dengan kita mau maju untuk meningkatkan tingkatan iman atau diam di tempat . Pencobaan tidak melampaui batas kemampuan kita dan Tuhan selalu turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan . Dan akhirnya apapun persoalan ujian serta tantangan yg kita hadapi kita tidak sendirian tapi ada Tuhan dan Roh Kudus yg menuntun kita Amin.

oleh :
Moudie kasenda

Rabu, 08 Juli 2009

Sabtu, 04 Juli 2009

Selasa, 30 Juni 2009

Bacaan hari ini: 2 Korintus 4:16-5:10
Ayat mas hari ini: 2 Korintus 4:16
Bacaan Alkitab Setahun: ROMA 10-12



Usia tua tidak membuat semangat William Franklin Graham Jr. alias Billy Graham, surut. Di usia 70 tahun, ia masih melakukan perjalanan ke China dan Korea untuk berkhotbah. Ia juga terus menulis buku dan tampil di berbagai kegiatan pela-yanan. Padahal saat itu ia sudah mulai terserang penyakit Parkinson. Seiring waktu, penyakit lain seperti cairan dalam otak dan kanker prostat juga menyerangnya. Di usianya yang hampir 90 tahun sekarang, ia mengisi hidupnya dengan berdoa dan sesekali terlibat dalam kegiatan yayasan-nya. Menurutnya, usia tua dan penyakit bukanlah halangan bagi seseorang untuk berkarya dan bersyukur kepada Tuhan.

Kita tidak selalu berada dalam kondisi tubuh yang sehat dan kuat. Akan ada saatnya di mana kondisi tubuh kita merosot, menjadi ringkih dan lemah. Bisa jadi penyakit yang mendera membuat kita tidak dapat melakukan aktivitas dengan maksimal. Atau, bisa juga usia yang beranjak tua membatasi kita untuk melakukan berbagai kegiatan. Dan, kita tidak dapat mengelak atau menolak proses alamiah tersebut.

Dalam keadaan demikian, yang bisa kita lakukan adalah menjaga agar “tubuh batiniah” kita tidak ikut-ikutan merosot. Itulah yang Paulus lakukan. Walaupun manusia lahiriahnya semakin merosot, tetapi manusia batiniahnya terus diperbarui (ayat 16). Caranya adalah dengan selalu bersyukur dan berpengharapan; dengan memfokuskan hati dan pikiran pada hal-hal yang indah dalam hidup ini (ayat 18). Di dalam iman kepada Tuhan Yesus, selalu ada alasan untuk bersyukur dan berpengharapan. Bagaimanapun keadaan kita



TUBUH JASMANIAH BOLEH MEROSOT NAMUN TUBUH BATINIAH HARUS TERUS MENANJAK
__________________
cute_charity
Registered User

cute_charity's Avatar

Join Date: Aug 2007
Posts: 610
WebPoint: 0
GaulPoint: 2
Bacaan hari ini: Kejadian 6:13-22
Ayat mas hari ini: Kejadian 6:19
Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 15-17



Harimau Jawa adalah salah satu dari sekian spesies harimau yang pernah hidup di Pulau Jawa. Namun sayang, pada tahun 1980-an spesies ini dikabarkan telah punah. Para ahli lingkungan menduga kepunahan binatang ini disebabkan oleh aktivitas manusia yang terus mendesak habitat mereka. Kini, daftar binatang yang punah atau terancam punah semakin panjang. Di antaranya harimau Sumatra, badak Jawa, jalak Bali, orang utan, dan banyak lagi.

Hari ini kita membaca tentang bagaimana Allah marah kepada ciptaan-Nya dan bermaksud mengakhiri hidup segala makhluk (ayat 13); yakni dengan men-datangkan air bah (ayat 17). Walaupun demikian, di tengah maksud itu pun Allah ingat untuk melakukan penyelamatan: Dia memilih Nuh serta keluarganya untuk diselamatkan. Dia juga ingat untuk menyelamatkan binatang-binatang, masing-masing sepasang. Apa yang Dia sebut “sungguh amat baik” (Kejadian 1:31) terus ingin Dia lestarikan.

Sebagaimana yang Allah lakukan, demikian pula kita. Kita mesti sungguh-sungguh bertindak menyikapi krisis lingkungan hidup yang tengah terjadi, khususnya dalam hal kepunahan berbagai jenis makhluk hidup. Kita mesti turut menjaga kelestarian alam; antara lain dengan tidak merusak cagar alam, tidak memburu binatang-binatang langka, tidak membeli barang-barang—seperti obat-obatan, makanan, pakaian, dan sebagainya—yang terbuat dari bagian tubuh binatang langka, atau mendukung organisasi pelestarian lingkungan. Biarlah kita selalu berusaha mengembalikan asrinya alam yang sejak mulanya Allah ciptakan dengan “sungguh amat baik”



ALLAH MEMBERI ALAM SEBAGAI ANUGERAH BAGI BUMI MARI JAGAI ANUGERAH ITU AGAR TETAP LESTARI
__________________

Senin, 22 Juni 2009

Tuhan Gembalaku
2008-05-29 13:58:00
Tak perlu was-was dan tak perlu dipusingkan oleh kebutuhan hidup... Tak perlu takut hidup dalam kekurangan... Gembalaku peliharaku.Tak perlu dicekam rasa gelisah. Uang bukan jawabannya. Kedudukan dan popularitas juga tak bisa menjamin. Bahkan pil penenang pun tak akan bisa membuat kita tenang. Gembala kitalah yang menuntun ke air yang tenang.Jangan biarkan beban dan tekanan hidup menghimpit kita sehingga membuat kita letih dan hampir-hampir menyerah kalah... Ia menyegarkan jiwa kita.Kita mudah tersesat. Kita mudah bingung saat harus mengambil keputusan di sebuah persimpangan jalan. Ia menuntun kita di jalan yang benar.Ketika perjalanan menjadi begitu sulit. Menerima tusukan semak berduri. Merasakan tajamnya bebatuan yang harus kita jalani. Susahnya lembah curam yangharus dilewati ... Ia membawa kita melintasinya.Bagaimana jika rasa sepi menyergap? Bagaimana jika suatu keadaan memaksa kita untuk menjalaninya seorang diri? Ia selalu beserta kita.Bagaimana dengan bahaya yang mengancam...Ia selalu beserta kita Amin
moudie kasenda © 2008 Template by:
faris vio